PESAMUAN AGUNG PASEMETONAN ARYA TEGEH KORI
SEKITAR 460 PESERTA YANG BERASAL DARI PENGURUS PUSAT KABUPATEN-KOTA PASEMETONAN NARARYA DALEM BENCULUK TEGEH KORI SERTA UTUSAN SEJUMLAH PROVINSI, MENGIKUTI PESAMUAN KE-5 DI WANTILAN PURA BESAKIH, KEMARIN. PESAMUAN TERSEBUT MEMBAHAS PROGRAM KERJA KE DEPAN, SERTA MEMPERERAT PERSATUAN DAN KEKERABATAN ANTAR PRATISENTANA TEGEH KORI.
Dalam pasamuan disertai penandatanganan prasasti di Pura Dalem Ben-culuk, Desa Pakraman Tonja, Kecamatan Denpasar Utara itu, Gubernur Koster bertemu Wakil Ketua Umum Pasemetonan Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori, Nyoman Sugawa Korry, yang notabene Sekretaris DPD I Golkar Bali.
Selain Sugawa Korry, tokoh yang juga hadir menyambut kedatangan Gubernur Koster di Pura Dalem Benculuk, Minggu pagi pukul 09.00 Wita, antara lain, Ketua Umum Pasemetonan Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori Brigjen Pol Purn Njoman Gede Suweta (mantan Wakapolda Bali), Sekjen Pasemetonan Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (kini anggota DPD RI Dapil Bali), hingga Dewa Made Suamba Negara (politisi Golkar yang diundang se-laku Ketua Umum Pasemetonan Kerta Semaya Trah Dalem Suhunantara Provinsi Bali).
Dalam sekapur sirihnya saat membuka Pasamuan Agung VIII 2018 Pasemetonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori kemarin, Gubernur Koster mengatakan keberadaan pasemetonan penting sebagai perekat masyarakat Bali sekaligus pilar adat, agama, dan budaya di Bali. Ini sesuai dengan salah satu program prioritasnya dalam mengembangkan seni, adat dan budaya, termasuk kearifan lokal.
Koster pun mengajak seluruh pasemetonan yang ada di Bali untuk bersama-sama membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Di Bali ini banyak ada pasemetonan, karena wangsanya kalau tidak salah ada sembilan. Mereka ini betul-betul harus mau kita ajak bersama-sama untuk mengembangkan semangat gotong royong, paguyuban, kekompakan sebagai krama Bali, sameton Bali,” tandas Gu-berur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster menilai keberadaan pasemetonan sangat positif untuk membangun kebersamaan, solidaritas, dan soliditas di kalangan internal. Namun, kebersamaan dan soliditas ini selanjutnya harus ditarik untuk kepentingan yang lebih besar, yakni kepentingan Bali secara keseluruhan.
“Bukan hanya untuk kepentingan pesemetonan secara internal, tapi untuk membangun dengan tujuan kesejahteraan masyarakat Bali,” tegas Koster. “Pasemetonan ini tujuannya adalah membangun Bali. Ayo bersama-sama ngayah (mengabdi) untuk Bali. Titiyang juga ngayah. Kalau setiap pasemetonan seperti ini, maka makin mudah membangun dan memajukan Bali,” lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Selain membuka Pasamuan Agung VIII 2018 Pasemetonan Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori, Gubernur Koster juga lakukan penandatanganan prasasti dan resmikan Kantor Sekretariat Pasemetonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori. Ketua Umum Pasemetonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori, Nyoman Gede Suweta, mengatakan pasamuan agung merupakan agenda tahunan yang, antara lain, membahas evaluasi pelaksanaan program dan penyusunan program setahun ke depan.
“Selain itu, juga dibahas rencana aktualisasi sulinggih, pelaksanaan piodalan, dan rencana penataan Pura Dalem Benculuk Tegeh Kori,” ujar tokoh asal Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng yang mantan Wakapolda Bali dan Calon Wakil Gubernur Bali---tandem Tjokorda Gede Budi Suryawan---di Pilgub Bali 2008 ini.
Sementara, Wakil Ketua Umum Pasemetonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori, Nyoman Sugawa Korry, menyebut kehadiran Koster sebagai Gubernur Bali kemarin pagi menjadi pegarus. Kehadiran orang nomor satu di Bali yang baru saja dilantik dan pertama terjun ke masyarakat selaku Gubernur Bali kemarin pagi, bukan satu kebetulan.
Menurut Sugawa Korry, Koster sebenarnya baru akan dilantik sebagai Gubernur Bali, 17 September 2018. Namun, pelantikannya dipercepat menjadi 5 September 2018. Dilanjut dengan serah terima jabatan dari Penjabat Gubernur Bali, Hamdani, dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Bali, 8 September 2018.
Sedangkan Pasemetonan Agung Nararya Dalem benculuk Tegeh Kori, kata Sugawa Korry, sejak awal sudah jadwalkan menggelar pasamuhan agung, 9 September 2018. “Jadi, ini bukan kebetulan. Jadi, hari ini (kemarin) Pak Koster mendapatkan pegarus, kita menjadi pegarus pertamanya. Pak Koster selaku Gubernur hadir membuka pasamuan agung sekaligus menandatangani prasasti Sekretariat Pura Dalem Menculuk Tegeh Kori,” papar Sugawa Korry.
Sugawa Korry menyebutkan, Pasamuhan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori kemarin merupakan ajang penyusunan program-program organisasi, mulai masalah kebijakan spritual dan upakara, Sabha Pandita, hingga program penguatan ekonomi untuk pasemetonan. Pasemetonan itu sendiri penting untuk membangun kearifan lokal, kekuatan SDM Bali dengan tujuan memajukan Bali.
“Kami di pasemetonan sudah siapkan banyak program untuk peningkatan SDM, ekonomi, pengembangan spiritual pamangku, hingga menciptakan generasi milienal dengan mendidik mereka menjadi entreprenuer,” tandas politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Sementara itu, seusai menghadiri Pasamuhan Agung VIII Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori kemarin pagi, Wayan Koster mengikuti upacara ritual pecaruan di Rumah Jabatan Gubernur Bali di Gedung Jaya Sabha, Jalan Surapati Nimor 1 Denpasar. Sejak Minggu kemarin, Koster bersama keluarga sudah mulai menempati Rumah Jabatan di Jaya Sabha yang baru saja direnovasi di era Gubernur Bali Made Mangku Pastika tersebut